SYURAHBIL BIN HASANAH
Adalah sahabat Muhammad. Dia merupakan salah satu komandan tersukes dalam pasukan Rasyidin, bertugas di bawah Khalifah Rasyidin Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Dia merupakan salah satu komandan lapangan utama selama penaklukan Muslim di Suriah, bertugas sejak tahun 634 hingga kematiannya pada tahun 639 akibat wabah.
Syurahbil bin Hasanah (bahasa Arab: شُرَحبيل بن حَسَنة) atau Syurahbil bin Abdullah (w. 18 H/639) termasuk dari sahabat pertama Nabi Muhammad saw. Syurahbil ikut serta dalam peperangan-peperangan awal Islam. Ia disebutkan tergolong dari juru tulis Rasulullah saw yang menulis suratnya ke penduduk negeri Ailah. Syurahbil pada masa Abu Bakar dan Umar hadir sebagai panglima dalam berbagai peperangan dan penaklukan.
Kunyah dan Nasab
Kunyah Syurahbil adalah Abu Abdillah atau Abu Abdurrahman atau Abu Wāilah.[1] Ayah Syurahbil, Abdullah bin Mutha' berasal dari kabilah bani Ghauts bin Murra atau dari kabilah Kindah atau kabilah bani Jumah atau kabilah bani Tamim. Ibunya Hasanah bersal dari kabilah bani 'Adi, dan menurut satu pendapat berasal dari penduduk kota Adauli, Bahrain dan dengan cara wila'[Note 1] ia dinisbatkan kepada Ma’mar bin Habib bin Wahab bin Hudzafah Jumahi.[2] Penisbatan Syurahbil kepada Ibunya mebuatnya terkenal dengan Syurahbil bin Hasanah.[3]
Menurut penukilan Ibnu Ishaq, Hasanah adalah istri pertama Abduillah bin Mutha'. Setelah Abdullah meninggal, Sufyan (anak angkat Ma'mar bin Habib dan lelaki dari Anshar dari Bani Ruzaiq bin Amir) menikah dengan Hasanah dan darinya mempunyai dua putra dengan nama Khalid (atau Jabir) dan Junadah.[4]Setelah itu, Sufyan mengangkat Syurahbil sebagai anak angkatnya.[5] Oleh karena itu, Syurahbil sebagaimana halnya Sufyan bin Ma'mar Jumahi, juga dikenang dari golongan Bani Jumah,[6] Sementara menurut penukilan Muhammad bin Amr Waqidi, Sufyan bin Ma'mar adalah saudara seibu Syurahbil, dan Hasanah merupakan ibu dari Sufyan dan Syurahbil, bukan istri Sufyan.[7]
Kabilah
Ibnu Habib Baghdadi[8] meyakini Hasanah berasal dari kabilah Asy'ariyin dan Mas'udi[9] juga menyebut Syurahbil bin Hasanah memiliki nasab Thabikhi dan meyakini berasal dari kaum Khindif sekutu Quraisy. Baladzuri, dengan menukil dari Haitsam bin 'Adi, meyakini bahwa Syurahbil berasal dari kaum Himyar.[10] Setelah Sufyan bin Ma'mar dan putra-putranya meninggal pada masa khilafah Umar bin Khattab, Syurahbil bersekutu dengan kabilah bani Zuhrah.[11]
Muslim Pemula
Syurahbil dan dua saudaranya (Khalid dan Junadah) termasuk dari orang-orang pertama yang menjadi muslim.[12] Pada hijrah kedua kaum muslimin ke Habasyah, Syurahbil bin Hasanah bersama Sufyan Ma'mar, ibu dan saudara-saudaranya hijrah ke sana, [13]
Sementara Musa bin Uqbah[14] tidak menyebut Syurahbil dan saudara-saudaranya sebagai bagian dari mereka yang hijrah ke Habasyah.[15]
Pada Periode Nabi saw
Menurut sebuah riwayat, pada tahun 7 H/628, Najjasyi (raja Habasyah) mengutus Ummu Habibah, istri Nabi saw, bersama Syurahbil ke Madinah.[16] Setelah Syurahbil hijrah ke Madinah, ia tinggal di sisi sanak familinya, Bani Zuraiq.[17] Pada zaman Nabi Muhammad saw, Syurahbil ikut serta dalam berbagai peperangan.[18] Dia dikenang sebagai bagian dari juru tulis Nabi saw [19] dan menjadi penulis surat beliau kepada penduduk negeri Ailah.[20]
Pada Masa Khalifah Pertama
Pada masa Abu Bakar dan Umar bin Khattab, Syurahbil bin Hasanah hadir sebagai panglima dalam kebanyakan peperangan dan penaklukan. Pada perang-perang Riddah yang terjadi langsung pasca kewafatan Nabi Muhammad saw, seperti penyergapan orang-orang murtad di Qudha'ah dan Oman, juga para pengaku nabi seperti Musailamah al-Kadzzab di Yamamah, Syurahbil termasuk dari panglima-panglima laskar Abu Bakar.[21] Setalah Abu Bakar mengalahkan ahli Riddah, ia langsung mempersiapkan diri untuk berperang dengan bangsa Romawi, dan Syurahbil bin Hasanah termasuk diantara 14 panglima perang yang dikirim oleh Abu Bakar ke Syam di bawah instruksi Khalid bin Walid dan berikutnya Abu Ubaidah bin Jarrah.[22] Syurahbil dengan 7000 pasukan berangkat ke Syam dan berkemah di Jordania dan (menurut satu pendapat) di Bushra.[23]
Pada Masa Khalifah Kedua
Pada masa khilafah Umar, Syurahbil dikirim Abu Ubaidah untuk membantu Amr bin Ash dan menaklukkan seluruh Jordania dan hanya daerah Thabariah yang dia taklukan tanpa peperangan.[24] Ia juga mampu membuka dan menaklukkan Baisan, Susiyah, Afiq, Jurasy, Baitra'as, Qadas, Jaulan menurut sebuah riwayat, Uka, Shur dan Shafuriyah.[25] Dalam perang Marju al-Shuffar, Syurahbil bin Hasanah menunjukkan berbagai kelayakan dirinya. Kemudian Khalid bin Walid mengirimnya kepada Abu Bakar, dan Abu Bakar mengutusnya dengan sebuah laskar ke Syam menggantikan Walid bin Uqbah.[26]
Syurahbil bin Hasanah dalam Perang Yarmuk dan Ajnādain (keduanya terjadi pada tahun 13 H/634) termasuk bagian dari panglima-panglima Khalid bin Walid.[27]
Dalam pengepungan dan penaklukan Damaskus, sesuai riwayat Baladzuri, tahun 14 H/635, Syurahbil bin Hasanah dengan laskarnya sendiri memasuki pintu gerbang Faradis.[28] setelah Abu Ubaidah menaklukkan Fihl secara damai(Lihat: Thabari, jld.3, hlm.441-443). Dan menurut satu riwayat, Syurahbil yang menulis surat perdamaian.[29] Umar di kemudian hari mengangkat Syurahbil bin Hasanah sebagai pemimpin Jordania.[30] Pada tahun 17 H dimana Umar bin Khattab pergi ke Syam, ia menurunkan Syurahbil bin Hasanah dan mengangkat Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai gantinya. Umar berkata bahwa ia menurunkan Syrahbil bukan karena tidak rela kepadanya tapi ia hendak mengangkat lelaki yang lebih kuat darinya.[31]
Wafat
Mayoritas sejarahwan menyatakan bahwa Syurahbil bin Hasanah meninggal pada tahun 17 H/638 karena terkena wabah yang meraja rela di Amawas, Syam, sementara ia berumur 67 atau 69.[32]
Posting Komentar untuk "SYURAHBIL BIN HASANAH"